MEMPERBAIKI PERPUSTAKAAN (1)
Ini perubahan perpustakaan kami. Jujur, perpustakaan lama jauh dari kriteria.
Di pojok bawah dekat kantin, dan sempit. Idealnya, perpustakaan berada di tempat strategis, seperti di area pintu masuk sehingga dapat menjadi sentral pembelajaran bagi siswa, atau ruang yang paling ramai atau gampang dicapai.
Koleksi buku perpustakaan SMP INS pun kebanyakan sisa-sisa buku paket/pelajaran. Rada apek, karena sebagian buku bagian bawah lembab terkena tampias hujan, dan termakan rayap. Lebih mirip gudang buku ya? Buku bacaan umum dan referensi di rak atas, seperti terselip-selip saja diantara buku-buku paket pembelajaran.
Siswa jarang duduk membaca. Malahan lebih banyak guru yang beraktifitas di sini –mengerjakan tugas, diskusi, istirahat jeda mengajar, makan siang, atau sholat.
Bentuknya yang terbuka dimanfaatkan juga siswa saat praktik mapel Art-Craft, dan sesekali untuk briefing ketika moving class.
MIMPI PERPUSTAKAAN YANG IDEAL, TAPI ?
Sebentar lagi, semester genap di tahun ajaran 2022/23 di SMP INS akan dimulai. Sebaiknya, perpustakaan sudah perlu ditingkatkan dan diperbaiki, sesuai fungsi utamanya.
Bagaimana mengubah ruang kecil terbatas ini menjadi perpustakaan yang relatif lebih efektif dan juga menarik?
Kajian tentang perpustakaan, memperlihatkan bahwa telah terjadi pergeseran amat berarti terhadap fungsi – peran perpustakaan.
Minat dan perilaku membaca buku sangat menurun. Digantikan googling ke mbah Google, membaca e-book atau audio book, juga nonton youtube atau podcast.
Jadi, tantangannya, jangan membuat seperti ‘gudang buku’ lagi, sebab akan gagal atau tidak dikunjungi siswa.
Pilihannya, adalah membuat perpustakaan yang asyik kekinian sesuai jiwa remaja usia SMP.
Perpustakaan kini menjadi ruang aktifitas, tempat siswa boleh berisik, berdiskusi, bekerja dengan laptop, merenung, atau nongkrong sehat.
Meski ketinggian langit-langit ruang terbatas, akhirnya diputuskan untuk membuat ruang dua lantai berbahan besi supaya ruang tak terlalu penuh.
Agar sedikit playfull, dibuat tangga panjat untuk naik ke lantai dua.
Lantai bawah untuk koleksi buku, dan lantai atas untuk ruang baca lesehan.
Meja baca standar ditiadakan, dan suasana penataannya dibuat lebih cozy layaknya café.
Warna cat, penataan terbuka, dan pencahayaan coba diserasikan.
Meski kaidah perpustakaan mengatur sistem peminjaman tertutup atau terbuka yang dipilih, namun karena tujuan utama perpustakaan SMP INS kini sebagai ruang-ruang kreatif, maka model pengelolaan baca-pinjam nanti akan disesuaikan dengan kondisi perpustakaan yang baru.
INILAH PERUBAHAN PERPUSTAKAAN SMP INS !
PERGESERAN MODEL PERPUSTAKAAN
Bagaimana membuat perpustakaan layaknya book café?
Internet dan gadget telah mengubah perilaku membaca. Jadi, peran dan fungsi perpustakaan nampaknya pun ikut berubah :
- Tak lagi sekedar tempat koleksi buku, tempat membaca atau meminjam buku
- Suasana perpustakaan dirancang layaknya book café, agar siswa tertarik berkunjung meski tidak/belum membaca
- Dari ruang membaca berubah menjadi ruang aktifitas, jadi pengunjung boleh berisik/ramai
- Bukan lagi tempat mencari informasi, tapi sarana menggali kreasi atau kreatifitas
- Materi koleksi buku lebih diarahkan ke pengembangan diri, skill dan aneka profesi
- Koleksi buku tidak terlalu banyak, asalkan menarik dan memantik minat membaca dan subjeknya tidak/jarang terekspose di internet
- Tersedia sudut area untuk duduk ngobrol diskusi dengan teman
- Pajangan di perpustakaan boleh aneka rupa yang menggugah rasa estetik-visual-keingintahuan
- Fungsi perpustakaan terbuka untuk berbagai kegiatan lain, seperti rapat, diskusi, pameran, kelas, dsb.
- Memberi relatif lebih banyak keleluasaan bagi siswa untuk bergerak dan menyamankan diri
Dengan sempitnya luasan ruang, memang sulit untuk mencapai kondisi perpustakaan SMP INS ini ideal dari segi daya tampung dan jumlah sediaan koleksi buku.
Setidaknya untuk sekolah kecil kami, perpustakaan yang diberi nama ‘Perpustakaan Sutan Sjahrir’ ini diharapkan dapat melengkapi dan memenuhi kebutuhan siswa. Semoga!
(IM)