MANFAAT PARENTING BAGI ORANGTUA SISWA BARU
Menjadikan para orangtua dan siswa baru segera menyatu dengan program dan budaya sekolah, ini sungguh tantangan seru di awal tahun ajaran.
Bagi manajemen sekolah SMP INS (the Indonesia Natural School) di Depok, sejatinya sekolah dan orangtua harus menjadi partner yang kompak, saling bekerjasama dengan kuat.
Kalau tidak, masa tiga tahun di SMP akan dijalani kurang optimal. Terutama, harapan untuk pengembangan kepribadian siswa, potensi minat bakat, serta semangat meraih cita-cita di jenjang pendidikan tinggi.
Apa-apa yang dibekalkan sekolah kepada siswa, boleh jadi terabaikan saat di rumah.
Tambahan lagi, dampak 2 tahun pandemi Covid-19 dengan pembelajaran on-line yang melelahkan, menurunkan persepsi orangtua terhadap mutu pembelajaran dan kenyamanan bersekolah.
PARENT’S AS FRIEND, MENJALIN KERJASAMA KUAT
Sengaja ditekankan tema parenting kali ini, bahwa orangtua baru adalah teman, mitra, atau partner sekolah.
Kegiatannya pun diadakan pas usai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi siswa baru kelas 7, yang bertajuk “METANOIA – the journey of changing“ , selama 4 hari, disiapkan oleh tim OSIS SPARTA, dan dibimbing oleh para guru.
Di penghujung MPLS, siswa telah merumuskan hak-kewajiban, serta berkomitmen mentaatinya. Juga mereka diajak mengenali cara belajar dominan-nya (auditory, visual, kinestetik), serta menuliskan keinginan/mimpi/cita-citanya kelak.
Adapun ‘mpls’ bagi para orangtua, disiapkan agar lebih menarik. Acaranya dinamai “INS Parent Teacher Meeting & Discussion (PTMD) .
Dengan diselingi berbagai ice breaking dan games, selain menghidupkan suasana parenting agar hangat dan tetap fokus, juga mengakrabkan sesama orangtua. Secara tak langsung, orangtua dapat mencicipi pemodelan suasana belajar kelas sehari-hari dengan trik penyemangat tersebut.
Dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya, lalu pengenalan seluruh guru bidang studi/mata pelajaran dan guru pembimbing khusus (GPK) di program inklusi Helen Keller, para orangtua kemudian berpindah ke ruang kelas di lantai 3 untuk mendapatkan penjelasan tentang budaya sekolah, program pembelajaran sehari-hari, dan kalender akademik.
Banyak hal mendasar yang menjadi filosofi, nilai, dan budaya pembelajaran di sekolah SMP the Indonesia Natural School, yang tersampaikan dan diterima oleh para orangtua siswa baru ini (selebihnya tentang budaya SMP INS, akan kita bahas di tulisan lain ya … ) .
INSIGHT TENTANG PROSES PENGEMBANGAN DIRI SISWA
Menurut Bunda Arfi Destianti, principal SMP INS, “Sekolah berupaya untuk memperkuat jati diri anak untuk menemukan minatnya sebagai kendaraan suksesnya di masa depan. Bersama, kita antarkan anak-anak dengan memiliki rasa kebangsaan yang kuat, untuk kelak berinteraksi dalam pergaulan internasional.“
Bunda Arfi Destianti juga menekankan, pendamping dan guru terbaik adalah ayah bunda sendiri.
Di usia remaja, anak butuh banyak didengar ketimbang dinasihati. Hati-hati untuk tidak melulu menjadi polisi setiap hari bagi anak.
Penting untuk menjaga keharmonisan keluarga, agar siswa dapat bertumbuhkembang dengan baik, serta menjauhkan anak dari pornografi, narkoba, dan pergaulan yang tidak sehat.
Selalu berikanlah pujian pada proses, bukan hasil atau prestasinya.
Bersama orangtua, sekolah akan menjadi partner dan teman terbaik untuk melalui masa transisi pra remaja ini selama 3 tahun ke depan.
“Keberhasilan pengembangan diri anak, akan dinikmati kelak saat mereka berkuliah, yang sesuai dengan pilihan potensi-minat-bakat yang dicermati dan diperlihatkannya di SMP INS,” demikian Bunda Arfi berpesan.
BERBEDA, MAKNA PARENTING DI AWAL SEKOLAH SMP
Parenting bagi orangtua siswa SMP, memang berbeda dengan parenting siswa baru di jenjang SD atau di bawahnya (PG/TK).
Sebab, masa usia remaja 12-15 tahun, masa pubertas dengan perilaku penuh dinamika tinggi, seperti pemisahan diri, penolakan/negasi, hingga mengarah konflik dengan ayahbunda.
Pendidikan di usia SMP tak semata soal pembelajaran materi akademik, namun perlu seimbang dengan pengembangan jiwa-karakter siswa. Ini sebaiknya berjalan menerus dari sekolah ke rumah, dan sebaliknya, yang membutuhkan kerjasama yang solid antara sekolah/guru dan orangtua.
Orangtua perlu mengenal sekolah sebaik mungkin visi-misi sekolah, para guru yang bertugas, materi yang dipelajari, dan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah.
Ayahbunda dapat memberi masukan terhadap arah-kebutuhan anak, dan memanfaatkan psikolog sekolah untuk mengatasi masalah tumbuh-kembang ananda. Dapat selaras meningkatkan pembelajaran dan pengembangan diri, menekankan pembiasaan dan penguatan yang telah diberikan sekolah.
Kesepahaman ini akan sangat memudahkan. Bersama, sekolah dan orangtua mencermati perkembangan ananda.
PENTING, KERJASAMA ORANGTUA DAN SEKOLAH
Sekolah ibarat rumah kedua bagi ananda. Guru adalah ayahbunda di sekolah, dan ayahbunda adalah guru di rumah.
Alhamdulillah, respon orangtua siswa kelihatan positif sejalan tujuan parenting.
“Thank you for giving us insight for new challenges ahead. Sangat detail. Bismillah, bersama kita bisa ya, “ kata orangtua siswa Aisha Anindya, kelas 7-A.
“Senang sekali mendengar pemaparan dari para guru, menjadi lebih mengenal tempat belajar anak–anak 3 tahun ke depan Semoga menjadi partner yang menghebatkan anak2,” jelas Diken-Qumm, orangtua siswa kelas 7B .
“Terima kasih telah memberi gambaran model belajar di INS Semoga ke depan bisa menjadi partner yang baik, “ kata ayahbunda Rusyd.
Tindaklanjut parenting awal tahun ini, tentu tugas sekolah untuk menginformasikan berbagai hal seiring kegiatan ananda di sekolah.
Ayo kita saling jalin koordinasi, komunikasi yang produktif, dan kerjasama yang kuat.
Selamat datang ayahbunda hebat, selamat bergabung dalam keluarga besar SMP the Indonesia Natural School, sekolah inklusi dan sekolah ramah anak di Kota Depok !
/IM